Rabu, 26 November 2014

Masalah Sosial 2

Diposting oleh Unknown di 20.44

Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur kebudayaan atau masyarakat yang dapat membahayakan kehidupan kelompok sosial. Bila terjadi ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang ada dapat menyebabkan gangguan hubungan sosial seperti goyahnya kehidupan kelompok atau masyarakat.Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat di tetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat dan lain sebagainya. Salah satu masalah sosial di Indonesia yang masih belum sepenuhnya tuntas adalah pengangguran.
Pengangguran adalah orang dewasa yang tidak bekerja dan tidak mendapatkan penghasilan. Jumlah pengangguran semakin banyak karena jumlah lulusan sekolah lebih banyak dari pada jumlah lapangan pekerjaan. Selain itu para pengusaha dihadapkan pada persoalan kenaikan tarif listrik dan harga bahan bakar minyak yang mahal. Hal itu menyebabkan banyaknya perusahaan yang tutup dan bangkrut, atau setidaknya mengurangi jumlah karyawannya. Kamu bisa membayangkan jika orang tuamu tidak lagi bekerja dan tidak punya penghasilan. Apa yang akan terjadi? Tentunya keluargamu akan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup baik makan, pakaian, biaya sekolah serta kebutuhan yang lainnya. Itulah sebabnya pengangguran dapat menimbulkan permasalahan sosial lainnya. Seperti kemiskinan, kejahatan, perjudian, kelaparan, kurang gizi bahkan meningkatnya angka bunuh diri.
Tahun
Angkatan Kerja
Bekerja
Pengangguran
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja - TPAK
Tingkat Pengangguran Terbuka - TPT
(Juta Orang)
(Juta Orang)
(Juta Orang)
(%)
(%)
1986
67,20
65,38
1,82
66,43
2,70
1987
69,40
67,58
1,82
66,68
2,62
1988
71,56
69,52
2,04
66,89
2,85
1989
72,46
70,43
2,04
66,04
2,81
1990
75,02
73,10
1,91
66,33
2,55
1991
75,90
73,91
1,99
65,92
2,62
1992
78,03
75,89
2,14
66,29
2,74
1993
78,91
76,72
2,20
65,60
2,78
1994
83,32
79,69
3,64
66,75
4,36
1996
87,83
83,55
4,28
66,85
4,87
1997
89,23
85,05
4,18
66,32
4,69
1998
92,34
87,29
5,05
66,91
5,46
1999
94,85
88,82
6,03
67,22
6,36
2000
95,65
89,84
5,81
67,76
6,08
2001
98,81
90,81
8,01
68,60
8,10
2002
100,78
91,65
9,13
67,76
9,06
2003
102,75
92,81
9,94
67,86
9,67
2004
103,97
93,72
10,25
67,54
9,86
2005
Februari
105,80
94,95
10,85
68,02
10,26

November
105,86
93,96
11,90
66,79
11,24
2006
Februari
106,28
95,18
11,10
66,74
10,45

Agustus
106,39
95,46
10,93
66,16
10,28
2007
Februari
108,13
97,58
10,55
66,60
9,75

Agustus
109,94
99,93
10,01
66,99
9,11
2008
Februari
111,48
102,05
9,43
67,33
8,46

Agustus
111,95
102,55
9,39
67,18
8,39
2009
Februari
113,74
104,49
9,26
67,60
8,14

Agustus
113,83
104,87
8,96
67,23
7,87
2010
Februari
116,00
107,41
8,59
67,83
7,41

Agustus
116,53
108,21
8,32
67,72
7,14
2011
Februari
119,40
111,28
8,12
69,96
6,80

Agustus
117,37
109,67
7,70
68,34
6,56
2012
Februari
120,41
112,80
7,61
69,66
6,32

Agustus
118,05
110,81
7,24
67,88
6,14
2013
Februari
121,19
114,02
7,17
69,21
5,92

Agustus
118,19
110,80
7,39
66,90
6,25
1967-1999
max
94,85
88,82
6,03
67,22
6,36
min
67,20
65,38
1,82
65,60
2,55
1999-2004
max
103,97
93,72
10,25
68,60
9,86
min
94,85
88,82
5,81
67,22
6,08
2004-2013
max
121,19
114,02
11,90
69,96
11,24
min
103,97
93,72
7,17
66,16
5,92
Beberapa cara yang dapat di lakukan untuk mengatasi masalah pengangguran:
a. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral

Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran structural

b. Pengelolaan Permintaan Masyarakat

Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yang melimpah.

c. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja

Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.

Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bias juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.

d. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi normal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginya tingkat perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain.

Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan tunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih suka menganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja.

Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.


e. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja

Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.
f. Wiraswasta

Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil.

Sumber:

0 komentar:

Posting Komentar

 

Hapsari Hanugrahani Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea